Pagi itu waktu menunjuk pukul 05.30 pagi, tak terasa keringat sudah mengucur membasahi tubuh Ang. Diletakkannya barbel-barbel itu di tempatnya semula, sembari dia mengambil segelas air putih tuk menghilangkan sedikit dahaganya. Dia nyalakan musik dari laptopnya, suara Angga vokalis Maliq & d’essential mengalun merdu mendendangkan Pilihanku. Saat ini ang memang lagi seneng banget ndengerin lagu itu, bukan karena nama vokalisnya sama seperti namanya, tetap memang lagu itu sangat enak banget. Tiba tiba ..... aku bukanlah superman, aku juga bisa nangis, jika kekasih hatiku pergi meninggalkan aku ..... HP Ang berbunyi. “dah bangun?”, percakapan seterusnya hanya menanyakan keadaan Ang. Lalu tiba-tiba ada yang membuat Ang kecewa. “Minggu depan ada acara nikahan tetangga, dan bapak jadi ketua panitia, sedang selang dua harinya bapak bupati juga nikahin anaknya, jadi bapak ibu tidak bisa ke Jogja” “Bapak tadi juga bilang kalau pengen banget ke Jogja, tapi ya gimana lagi” “Ibu harap Angga ngerti!” Intinya mereka tidak jadi ke Jogja. Apa mau dikata lagi, Ang sangat mengharapkan kedua orang tuanya hadir di Jogja di hari bahagianya. Mungkin inilah bagian dari proses belajar ikhlas yang sedang ditempuh oleh Ang. Sebentar Ang menghela nafas, kemudian dia merebahkan tubuhnya ke lantai dan kemudian terlelap dalam hayalan yang menerawang jauh, lirih terdengar suara Andika Kangen Band menembangkan Terbang Bersamaku. Dia ambil lagi segelas air putih, titeguknya dan tenanglah pikiran hatinya. Pagi itu Ang kecewa tapi dia sadar pasti ada hikmah dibalik ini semua.
0 Responses
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)