Angga Andiatma
Sudah berakhir sudah
Penantian yang tlah ku tunggu
Kau tlah hadir disaat diriku
Merasa sendiri lagi

Oh cinta mengapa kau tak mudah
Mengapa kau berliku
Akui saja kau sulit untuk mengatakan

Cinta aku tak mungkin bisa
Aku tak berdaya tanpa kamu di sisiku
Hati terkunci untukmu

Jangan ragukan jangan
Besar cintaku kepadamu
Kau tlah hadir disaat diriku
Merasa sendiri lagi



Cinta memang sulit, tak semudah yang dibayangkan .....
(Kevin and the red rose)
Angga Andiatma
TEMBALANG,

"Mbak Yani ......." teriak Helen
"Ya, mbak Helen" sahutku sambil membukakan pintu kamar
"Oh, saya kira masih tidur mbak ..."
"Aku biasa bangun pagi kok mbak Helen, biasanya jam 4 dah bangun lanjut subuhan, berhubung lagi ada tamu ya aku diem aja di kamar"
"Mbak, aku mau blanja di deket patung kuda mau ikut ndak?"
"Patung Kuda? mau mau"
........
Dengan motor matic mbak Helen aku melaju di boncengannya.
"Mbak, Om Herman kerjanya apa ya? kok pagi-pagi tadi dah pergi?'' tanyaku
"Pak, Herman itu pengusaha Mbak, dia balik ke bawah dulu, dia ke atas paling seminggu sekali, ngecek keadaan rumah"
"Sudah punya keluarga?"
"Pak Herman tidak menikah kok mbak"
"Lah emang kenapa?"
"Ya mbak Yani tanya sendiri aja, saya ga berani tanya soalnya"
"Lha kalo Mbak Helen? dah punya keluarga?"
"Bentar lagi mbak, minggu depan saya menikah"
"Wah selamat ya .... "
"Makasih"
"Calone orang mana mbak?"
"Orang ambarawa, tapi kerja di Pati"
"Lha terus nantinya mbak helen tinggal di mana?"
"Lusa aku kan pindah mbak dari sini"
"Lah terus yang di rumah sapa mbak?"
"Mbak Yani belum dikasih tau to? kan rumah ini buat mbak Yani"
"Maksudnya ..."
"Ya nanti kan mbak tau sendiri"
...........
BERSAMBUNG


Angga Andiatma
SEMARANG

Panas...
Itulah kata pertamaku tatkala menginjakkan kaki di Bandara A. Yani Semarang, walaupun belum sepanas Jakarta maupun Surabaya, tapi bagiku ini termasuk panas dibanding kotaku yang dulu.
Melangkah keluar dari bandara mengendarai taxi aku bergerak ke Semarang atas, perjalanan tidak terlalu macet, karena memang Semarang belum semacet Jakarta atau Surabaya, melewati Bukit Gombel yang melegenda akhirnya aku tiba di daerah Kampus. Berhenti aku di depan sebuah rumah, tidak begitu mewah sih, hanya memiliki pekarangan yang luas.
"Assalamualaikum ........" teriakku sambil mengetuk pintu
"Ya sebentar ... " sahut seseorang dari dalam rumah
............
"cari siapa ya dek?" sapa seorang wanita 
"Maaf, benar ini rumah pak Herman?" tanyaku
"Iya benar, tapi Pak Herman jarang kesini, rumahe di Jalan Pandanaran"
.......
terdengar suara mobil masuk di pekarangan rumah
.......
"Yani ya?" teriak seorang laki-laki yang baru turun dari mobil tersebut
"I .. Iya ..." jawabku 
"Aduh sedah sebesar ini kamu Yan, lupa pasti sama om Herman ...." sambil mengeluarkan HP dan menelpon seseorang
"Dit, anakmu wis gede ya jebule, ki areke wis ning omahku" berbicara dengan lawan teleponya
"Mene awakmu sido rene ta?"
"Lho yok opo seh ....."
"Oh ya wis, tak hendele urusan iki"
"yuuu" mengakhiri telepon, ternyata dia barusan telepon ayah
"Yan, besok ayahmu tidak bisa kesini .... eh mari masuk ngobrol di dalam aja"
"Iya Om" jawabku dengan perasaan bingung 
..............
"Adit Ayahmu, dulu adalah temen baik Om waktu di Surabaya, ayahmu yang sering membantu om, hingga om bisa jadi seperti ini..."
aku hanya manggut manggut
"Om pindah ke Semarang dan ayahmu setelah menikah menetap di Jogja, ya memang om sudah jarang ketemu sama ayah kamu tapi masih tetep komunikasi sampai sekarang"
"Om, kenal Almarhumah mamah juga" tanyaku ...
"Lho, gimana to Adit ga pernah crita mbek kamu ta?" "yang nymblangin sama almarhum mamahmu dulu itu ya om, ayahmu dulu itu cupu, kutu buku ya memang om akui ayahmu orang yang pinter akademik, beda sama om, nakal, hahaha" "Helen, ndi suguhane, ki ponakanku adoh-adoh soko Jogja lho"teriaknya
"Ya Pak ..."
"Yan, ayahmu nyuruh kamu pindah ke Semarang bukan karena suatu alasan, Om dah denger semua ceritanya, tentang mendiang mamahmu bahkan Andi ...."
aku hanya manggut manggut aja
BERSAMBUNG ...

 

Angga Andiatma
Di Ruang Kampus ....
"Kamu ga makan Ni?" tanya Dion
............
"Ni ... " ulang Dion sambil menepuk pundakku 
"Sakit Dion, apaan sih?" bentakku seraya bangkit meninggalkan kursiku
"Sorry Ni" sesal Dion

Aku berjalan keluar ruang kelas, Dion membuntutiku dari belakang
Di taman kampus aku berhenti dan duduk, tak mau kalah Dion ikut duduk di sebelahku

Di Taman Kampus ....
Diam .... Hening .... Tanpa Suara ....
"Sampai kapan kamu akan terus seperti ini Ni?" Dion membuyarkan suasana
"Aku tahu Andi sangat berarti buatmu, tapi kamu tidak harus seperti ini terus, masa depan kamu masih panjang Ni, aku yakin Andi pun di atas sana pasti juga akan sedih kalau liat kamu seperti ini terus. Bukan bermaksud mengguruimu, tapi tolong kamu pikirkan ini, dunia ini luas bukan hanya Andi, sorry aku ngomong seperti ini ke kamu, aku cuma gak ingin liat kamu yak gini terus itu aja, kalo kamu butuh temen ada aku yang siap buat kamu Ni" Dion kemudian berlalu meninggalkanku.

..........................................................
..........................................................

Di Kamar Yani ....
Apa - apaan sih Dion tadi siang, tau apa dia tentang aku, tau apa dia tentang masa depan, mentang mentang dia paling pinter se kelas, IPK tertinggi. Hidup hidup aku juga ngapain sih dia ikut campur, bikin BT aja deh. 
"Non Yani, Non  ... " suara Bibi terdengar tergesa -gesa
 "Iya Bi ..." Jawabku
"Ada apa Bi, kok ngos-ngosan gitu"
"Maaf Non, barusan Bibi dapat telp dari anak Bibi di Malang, katanya si Diqin sakit keras, Bibi disuruh balik"
"Ya udah Bi gpp, Yani anter ke Stasiun ya Bi, naik kereta malam aja"
"Iya Non, makasih"

Dalam Perjalanan
Motor maticku kulaju dengan cepat ke arah stasiun untuk mengejar kereta, sesampai disana Bibi kubelikan Tiket. Berlalu lah Bibi di kereta meninggalkan Stasiun. Aku pun berbegas keluar stasiun dan berniat kembali pulang.

Di Rumah
"Yani ..." suara Papah menyambutku
"Eh Papa dah pulang?"
"Ini surat pindah kampus kamu ke Semarang sudah beres, minggu depan kamu bisa masuk di Semarang"
"Kenapa Pah?" tanyaku memelas
"Papah pengen kamu mandiri dan lepas dari bayang - bayang Andi"
"Baik Pah" jawabku
Walaupun aku sebenarnya tidak setuju tapi dar kecil aku tidak pernah sekalipun untuk menolak keinginan papah.

BERSAMBUNG ...
Angga Andiatma
Aduh, telingaku terbentur benda keras
ah iya itu headset yang aku kenakan tadi
Aku ketiduran saat ndengerin musik
Kembali kupasang headsetku

Ku ingin tau siapa dihatimu, apakah itu aku?
Sampai kapankah ku harus menunggu jawaban dari kamu?

Suara Tantri mengalun merdu berduet dengan Anggun
Aku ulang lagu itu dari awal

Seluruh hatimu teka teki
Yang takkan bisa kumengerti
Senyuman manis di bibirmu
Beri harapan semu

Kuingin tau siapa di hatimu
Apakah itu aku
Sampai kapankah kuharus menunggu
Jawaban dari kamu

Aku dan kamu juga tau
Bahwa aku inginkan kamu
Tetapi mengapa dirimu
Menggantungkan hatiku

Kuingin tau siapa dihatimu
Apakah itu aku
Sampai kapankah kuharus menunggu
Jawaban dari kamu

Gila kau buat aku jadi gila
Katakanlah apa isi hatimu

Kuingin tau siapa di hatimu
Apakah itu aku
Sampai kapankah kuharus menunggu
Sampai kapankah kuharus menungguuuu

Jawaban dari kamu


Kotak Feat Anggun, Teka - teki
Angga Andiatma
Malam itu, aku tidak bisa memejamkan mataku, lamunanku terus melayang melihat ke atap kamar. Entah mengapa malam itu aku tidak meraskan kantuk sama sekali atau karena aku memikirkan besok adalah hari ulang tahun Andi. Ya benar, besok adalah hari ulang tahun Andi, jujur aku tak tau apakah aku bisa melalui besok dengan senyuman. Tak terasa malam semakin larut dan almanak telah menunjuk pukul 23.55, sebentar lagi Andi ulang tahun kataku dalam hati.
Tak lama berselang ...
Pip ... pip ... pip ... pip ... pip ...
Alarm HPku berdering tanda pengingat kalo Andi ulang tahun
Selamat Ulang Tahun Andi kataku dalam hati, tak terasa air mataku menetes membasahi pipiku.
......
......
Tiba - tiba 
.... bbm ku berbunyi ....
dari Dion ternyata
"jangan menangis Ni ...."
begitu isinya
Memang semenjak ketiadaan Andi hanya Dion lah teman yang care sama aku.
"terima kasih Dion" balasku
":)" Dion membalas lagi
Tidak aku balas lagi, aku semakin terisak teringat akan Andi.
Andi kenapa kamu tinggal kan aku begitu cepat
BERSAMBUNG ...
Angga Andiatma
Waktu yg dinanti telah tiba, saat seorang patnerku mengajukan untuk berpisah dari lingkungan kantor.
Okelah untuk masa depan dia yang lebih baik lagi.
Sukses buat kamu ...
Aku tak kan pernah jadi sempurna 
Ingin aku tetap seperti adanya
Jangan salahkan
Jika diriku mengabaikanmu
Sebuah alasan yang sungguh sempurna
'Tuk tinggalkanku
Ketika slamanya pun harus berakhir 

Akhirilah ini dengan indah 
Kau harus relakan setiap kepingan  
Waktu dan kenangan 
Ketika pelukanku pun tak lagi bisa 
Menenangkan hatimu yang sedih
Aku memilih 'tuk mengakhiri ini dengan indah
Engkau mencoba 

Menahan isak tangis yang dalam 
Dengan sisa-sisa ketegaran yang masih kau simpan
JIKUSTIK - AKHIRI DENGAN INDAH
Angga Andiatma
Menyetir di macetnya Majapahit Semarang di kala Senja, untuk membuang suntuk kunyalakan radio. Penyiar menyapa dengan berisik hanya cuap-cuap memberikan tips -tips yang menurut aku ga banget. Akhirnya sebuah lagu berputar .....

Di suatu hari tanpa sengaja kita bertemu 
Aku yang pernah terluka kembali mengenal cinta
Hati ini kembali temukan senyum yang hilang 
Semua itu karena dia
 
Oh Tuhan ku cinta dia 
Ku sayang dia, rindu dia, inginkan dia
Utuhkanlah rasa cinta di hatiku 
Hanya padanya, untuk dia
 
Jauh waktu berjalan kita lalui bersama 
Betapa di setiap hari ku jatuh cinta padanya 
Dicintai oleh dia ku merasa sempurna 
Semua itu karena dia

Anji - Dia, good song, easy listening tak sadar aku sudah berada di depan garasi rumah, sebentar masih terdengar lirih suara Anji ( Hanya padanyaaaaaaa ..... Untuk Diaaaaa), nih lagu pas banget kayaknya dech pikirku

Untuk Dia ...
Angga Andiatma

Lama sekali Blog ini tidak terisi  tulisan tulisan konyol Ang, entah karena sibuk, males ato apalah itu. Yang pasti hari ini tanggal 6 September 2016 ketika tidak ada kerjaan urgent di kantor Ang membuka blog ini, akhirnya muncul niatan dari Ang untuk kembali memulai menulis lagi di blog ini. Ang yakin dengan menulis maka keterampilan seseorang akan semakin meningkat, dan tidak mati begitu saja. Perlu wawasan yang luas untuk menulis, walau hanya menuangkan uneg-uneg tidak bermutu sih sebenarnya. Tetapi apapun itu, Ang sudah berjanji pada diri sendiri tidak akan menelantarkan Cerita Cinta ini lagi, paling tidak tiap bulan akan ada dua sampai tiga tulisan Ang yang akan menghiasi Cerita Cinta. Ya akhir kata kami ucapkan selamat menulis kembali Ang, blog ini merindukan tulisan - tulisan konyolmu lagi.
Angga Andiatma

Siang itu ....
di panasnya Semarang
Kulumat dirimu
Kusihap tubuhmu
dan Kucumbu Badanmu
Hingga kau layu
Lemas dan berlalu

Label: 0 komentar | edit post