Angga Andiatma
Malam itu waktu menunjuk pukul 2 dini hari, dingin dan sepi menyelimuti malam itu. Entah kenapa aku bisa tiba-tiba terbangun, aku serasa mendapat bisikan untuk disuruh bangun. Kuambil air putih segelas lalu kuminum dengan sedikit malas dengan konsisi mata agak tertutup. Dan dapat dipastikan sebagian air tersebut tumpah di karpet. Iseng-iseng aku nyalain Yahoo Messenger, tak tahunya ada seorang teman yang sedang ol. Aku sapa dia, tanya keadaan, kok belum tidur dsb. Dia hanya balas dengan sepatah kata, "aku mau curhat ang". Aku sejenak berpikir, apakah ini ada kaitannya dengan masalah percintaannya yang cukup rumit itu. Dan ternyata tebakanku benar adanya, dia bercerita tentang wanita yang dia idamkan selama ini, tetapi setelah aku mengetahui topoik percuthatanya :) dia diem aja dam hampir 15 menit dia tidak lagi menulis apa-apa. Setelah 20 menit dia offline. Yah kok ga jadi curhat seh!
Angga Andiatma
Terkadang sulit memang untuk menerima apa yang telah terjadi terhadap diri kita, terlebih bila hal tersebut telah membuat kita menjadi kecewa. Nah inilah yang kurasakan. Di satu sisi aku ingin untuk diam, tetapi di sisi lain kok rasanya hati ini ga terima diriku diperlakukan seperti ini. Teringat sepenggal lirik dari bang iwan "bertahan hidup harus bisa berikap lembut, walau hati panas bahkan terbakar sekalipun, keluh kesah ini mungkin berguna, jadikan teman sejati di medan juang, bisa jadi kita bosan namun kenyataan, badai datang tak bosan-bosan, ingatlah kawan perjuangan masih panjang". Lirik itu mengingatkanku bahwa kita harus bersikap lembut, termasuk ikhlas dalam menjalani kehidupan. Tempo hari, sewaktu aku merapikan rambutku, aku sedikit bercerita kepada si perapi tentang masalahku. Terkejut aku bukan main tatkala dia mengatakan, "mas orang hidup di dunia itu mencari ketenangan, kalau ada masalah seperti yang sampean alami, sampean ga usah masukin ke dalam hati, ikhlasin aja". Lagi-lagi kata Ikhlas kudengar. Nah semenjak kejadian itu, aku berjanji pada diriku untuk tidak lagi menganggap omongan, tindakan, dan perlakuan orang lain yang tidak mengenakkan terhadapku sebagai sebuah masalah yang besar. Ikhlas, ikhlas, dan ikhlas.
Angga Andiatma
Assalamualaikum . . .
tok tok tok
Permisi . . .
tok tok tok
tok tok tok
tok tok tok
ijinkan aku mengetuk pintu hatimu
Label: 2 komentar | edit post
Angga Andiatma
Selamat Hari Kartini, semoga perjuangan beliau dapat menginspirasi tidak hanya para pemudi saja tetapi untuk semua pemuda-pemudi Indonesia, demi mewujudkan Indonesia yang lebih baik lagi.
Angga Andiatma
Tik tik tik Waktu berdetik
Tak mungkin bisa ku hentikan
Maumu jadi mauku
Pahitpun itu ku tersenyum

Kamu tak tahu rasanya hatiku
Saat berhadapan kamu

Tik tik tik Air mataku
Biar terjatuh dalam hati
Mau ku tak penting lagi
Biar ku buat bahagiamu

Kamu tak tahu rasanya hatiku
Saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya
Jadi diriku, yang masih cinta

Lagu yang bener-bener menyentuh banget, salut buat kotak. Kenapa ya aku nulis lagu ini? Ya mungkin ada hubungannya dengan keadaanku yang mirip lirik lagu ini. Ups ga boleh ngomong hal itu lagi ah. Tapi secara keseluruhan aku suka banget sama lagu ini, terlepas dari masalah pribadiku atau tidak.
Angga Andiatma
Tak terasa ya tiga bulan aku bercumbu dengan kota kelahiranku, Jepara tercinta. Kini tiba saatnya aku kembali lagi selingkuh dengan Jogja, tempat dimana saat ini aku menuntut ilmu. Tiga minggu bukan waktu yang singkat, tetapi juga tidak terasa. Jepara, aku akan selalu merindukanmu, rindu akan pesonamu, rindu akan segalanya yang ada dalam wilayahmu. Jepara aku berjanji tak lama lagi aku akan kembali. Jogja sambutlah kedatanganku dengan keramahanmu.
Angga Andiatma
Masih tentang Andi, kekasihku yang telah tiada. Dia dulu seorang yang sangat pendiem, ga banyak omong, tetapi dia gemar ngutak-atik barang, tangannya ga bisa diam. Bukan karena dia suka mencuri, tapi sering membenahi barang, membetulkan barang yang rusak, ato sekedar membenarkan posisi barang yang kurang pas. Aku sering dibuatnya bete juga dengan sifatnya yang satu itu, namun perlahan-lahan, aku pun dapat menerimanya. Semenjak ketiadaanya dalam kehidupanku, sejujurnya aku menjadi sangat rapuh. Karena selama ini hanya kepada Andi lah aku berkeluh kesah, aku dapat bermanja-manja. Walau kedua orang tuaku masih ada, mereka berdua jarang berada di rumah. Kalaupu mereka dirumah pasti yang kulihat hanya debat dari keduanya saja tentang kerjaanya di kantor. Hanya bibi yang selalu setia menegurku dan mengingatkanku, suruh makan, suruh mandi, sholat, belajar dan sebagainya. Bibi usianya sudah tidak muda lagi, sudah masuk kepala 6, dia tidak punya keluarga lagi, hidupnya dia abdikan untuk keluargaku. Dan kami pun menganggap bibi sudah seperti keluarga sendiri. Bibi sangat sayang sekali padaku, dia sering sekali membuatkanku kue, kue cinta, begitu aku dan Andi menyebutnya. Hampir setiap aku makan kue buatan bibi aku menangis teringat akan Andi yang telah tiada. Oh Andi, kau kan selalu ada di dalam hatiku.
Angga Andiatma
Ramai kini keadaanmu
Tumbuh pesat pembangunanmu
Kau kota kelahiranku
Kau kota ukirku
Selamat Ulang Tahun Jeparaku
Label: 1 komentar | edit post
Angga Andiatma
Wah pagi ini aku keliatan kurang kerjaan, ya tapi inilah yang sesungguhnya, sehabis subuh langsung aku tancap keluar di keheningan Jepara. Berkendara berkeliling kota menikmati indah dan sejuknya udara pagi. Tak terasa aku melewati depan SMU ku dulu, sejenak aku berhenti karena terhadang merahnya lampu. Aku sedikit mengenang masa-masa sekolah dulu, tempat dimana aku menuntut ilmu dan mencari jati diri. Hijau warna lampu kutancap gas kencang seakan meledek Polisi yang sedang berjaga si depan kantornya. Sampai juga akhirnya aku di pinggir pantai, dingin sekali udara disana, ombak menari-nari, angin bertiup sepoi. Ku masukkan kakiku ke air, kuusapkan asinnya air laut ke mukaku, seraya berkata. "Aku bahagia sekali". Yah inilah cerita singkat Teluk Awur Di Kala Fajar.